Jumat, 05 Desember 2008
Meluruskan Mispersepsi Terhadap “Hukum Rimba”
Oleh :Taufik Mubarak
(Mahasiswa Kehutanan UH,Pengurus Fosil Kehutanan Unhas)

Ketika mendengar kata “Hukum Rimba” maka secara umum yang ada didalam pikiran kita adalah bayangan mengenai suatu hukum yang tidak berperi kemanusiaan atau hukum yang berperikebinatangan,hukum yang tak bersupremasi,hukum yang tak berkeadilan.Persepsi ini kemudian akhirnya akan mengantarkan kita pada suatu kesimpulan bahwa hukum rimba adalah hukum yang akan menempatkan individu atau kelompok yang paling kuatlah yang akan jadi pemenang atau penguasa atau dengan kata lain “Siapa yang Kuat dialah Pemenang”.Oleh karena itu hukum rimba sering digunakan oleh orang yang membicarakan hukum untuk menggambarkan hukum yang tak adil. Yah....! Itulah pandangan umum terhadap hukum rimba yang selalu dikonotasikan dengan konotasi negatif.

Pandangan umum ini kemudian membawaku kesebuah keinginan untuk mengkaji lebih dalam hukum rimba rimba ini.Hal ini karena saya masih ragu dengan kebenaran persepsi ini.Keraguanku lahir dari pengetahuan yang saya dapatkan ketika mengambil matakuliah yang berbasis konservasi hutan. Didalam mata kuliah ini diajarkan bagaimana hutan atau rimba yang terdiri dari komponen abiotik dan biotik mengatur kehidupannya dengan sangat teratur.Keteraturan-keteraturan ini kemudian menciptakan suatu harmonisasi kehidupan didalamnya.Keteraturan-keteratuan ini juga berfungsi untuk menyeimbangkan kehidupan didalam hutan agar sustainable atau kelangsungan kehidupan didalam hutan dapat terus terjamin,sehingga kehidupan didalam hutan dapat terus ada atau lestari.

Persepsi negatif terhadap” Hukum Rimba “ yang melahirkan suatu kesimpulan bahwa siapa yang kuat dialah yang menang mungkin lahir dari pengamatan sepintas mengenai jaring-jaring makananan (Food Chain)didalam hutan.Disitu terlihat singa misalnya menjadi peguasa hutan atau raja rimba karena dialah yang paling kuat.Dia pemangsa berbagai macam binatang berdaging(karnivora) sehingga membuat kehidupan berbagai macam binatang seakan terancam karena keberadaannya.Tetapi cobalah perhatikan dengan seksama atau renungkanlah seandainya binatang yang satu ini tidak ada.Ketika singa atau binatang karnivora tidak ada maka bagaimana dengan populasi rumput.Populasi rumput tentu saja akan menurun atau dibawah normal karena akan dimakan oleh hewan herbivora yang berdaging seperti kijang yang populasinya terus meningkat.Populasi kijang (Herbivora) meningkat karena pemangsanya dalam hal ini singa tidak ada.Ketika hal ini terjadi maka akan terjadi ketidakseimbangan kehidupan di hutan karena akan banyak binatang atau organisme lainnya yang tergantung pada rerumputan akan musnah.Dengan demikian kesimpulan akhir dari gambaran kehidupan dihutan adalah didalam hutan tidak ada namanya kelompok superior dan kelompok inferior,tetapi masing-masing komponen didalamya berjalan sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh penciptaNya terhadap dirinya.

Sebagai manusia yang bijak,marilah kita merenungi apa yang telah diberikan oleh hutan yang pada dasarnya adalah produk hukum rimba, kepada kita.Perhatikanlah apa yang anda pakai atau butuhkan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.Apakah itu pada dasarnya tidak berasal dari hutan???Coba lihat pakaian kita.Pakaian kita umumnya terbuat dari kain dan kain terbuat dari benang.Kemudian benang terbuat dari kapas.Dan sekarang yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah kapas pada dasarnya berasal dari mana? Kapas pada dasarnya berasal dari hutan,yang kemudian diambil oleh manusia untuk dikembangkan diperkebunan.Keberadaan kapas yang diambil manusia didalam hutan itu ada karena Hukum Rimba.Seandainya hukum rimba didalam hutan tidak berjalan dengan baik maka bisa saja kapas ini punah dan tentu saja tidak dapat didayagunakan menjadi baju seperti sekarang ini.

Kebutuhan lain yang patut kita renungi adalah kebutuhan air bersih untuk minum.Hingga saat ini hanya hutanlah yang berjalan menurut aturan hukum rimba yang mampu menjamin tersedianya air bersih yang murah dan berkualitas.Jadi coba bayangkan seandainya hutan kita tidak lagi menyediakan air bersih.kita mau minum pake apa atau berapa cost yang harus dikeluarkan untuk minum???Dan yang menjadi pertanyaan mendasar adalah bisakah kita hidup tanpa air?tentu saja tidak,sehingga ketika kita menggunakan ideologi marxisme maka kita akan menyatakan bahwa manusia adalah budak air karena manusia tidak dapat hidup tanpa air sedangkan air dapat ada tanpa manusia”.

Coba juga renungkan apa penyebab dari fenomena banjir saat ini yang menyebabkan jatuhnya banyak korban.Penyebabnya adalah karena tidak tegaknya atau dilanggarnya hukum rimba.Banjir terjadi karena penggundulan hutan yang disebabkan oleh penebangan pohon yang tak terkendali.Khusus di Indonesia,agen utama penggundulan hutan adalah illegal logging. Para pelaku Illegal logging ini ada yang sudah ditangkap,tetapi anehnya lagi para pelakunya dibela oleh para pengacara yang katanya orang yang paham hukum.Tetapi pemahaman mereka tentang hukum umumnya hanya sampai pada hukum yang tertulis,sedangkan hukum tak tertulis dalam hal ini hukum rimba kurang dipahami.Hal ini mungkin terjadi karena untuk memahami hukum rimba haruslah lebih banyak menggunakan hati atau perasaan dimana untuk mengetahui apa sangsi yang diberikan dari pelanggaran hukum ini haruslah dengan melihat reaksi yang diberikan oleh alam seperti banjir dan tanah longsor bukan dengan membaca kitab undang-undang .

Setelah kita merenungkan ketergantungan kita terhadap produk hukum rimba,sekarang kita mencoba merenungkan mamfaat yang dapat manusia peroleh dari produknya.Perhatikanlah para seniman.Para seniman sering memperoleh inspirasi untuk menghasilkan karya seni dari keindahan hutan belantara.Para petani dapat hidup dari hasil hutan seperti rotan,damar,getah karet,dll.Para pengusaha dapat menjadi kaya raya karena membudidayakan tanaman kehutanan,seperti gaharu,kayu manis,dll.Demikian pula halnya dengan pelaku illegal logging yang dapat kaya mendadak dari hasil membalak kayu secara liar yang kadangkala hasil pembalakannya juga dinikmati oleh oknum penegak hukum.Akan tetapi mamfaat yang dapat dipeoleh dari hutan kadangkala disalahgunakan.Cobalah lihat,begitu banyak muda-mudi yang menjadikan tempat wisata alam sebagai background atau template dalam mengekspresikan percintaan terlarang mereka.

Selanjutnya yang perlu direnungkan adalah apa yang telah kita berikan kepada hutan minimal sebagai bentuk balas budi terhadapnya.Kalau dulu guru PPKN di SMA mendoktrin kita dengan bahasa”Janganlah Engkau Selalu Berfikir Apa yang Dapat Engkau Dapatkan Dari Negara tetapi Berfikirlah Apa Yang Engkau Dapat Berikan Kepada Negara”maka sebagai manusia-manusia yang sadar akan peran hutan sebagai produk hukum rimba terhadap kita,sudah sewajarnyalah memberikan doktrinasi kepada diri kita masing-masing dengan bahasa”Janganlah Engkau Selalu Berfikir Apa yang Dapat Engkau Dapatkan Dari Hutan,tetapi Berfikirlah Apa yang Dapat Engkau Berikan Kepada Hutan”.Bentuk praksis minimal yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari manusia adalah tidak usalah memberikan sesuatu kepada hutan tetapi janganlah merusak hutan baik secara langsung maupun tidak langsung,karena menurut aliran konservasionisme murni, hutan pada dasarnya tidak membutuhkan manusia,karena dia bisa berproses sendiri.

Kesimpulan akhir dari tulisan ini adalah hukum rimba tidak sehina yang kita bayangkan karena penegakan hukum rimba ternyata akan melahirkan produk-produk yang menusia sangat tergantung terhadapnya bahkan tidak dapat hidup tanpanya.Contohnya saja dapat kita liat pada seorang lelaki yang dapat hidup tanpa seorang istri,tetapi lelaki itu tidak dapat hidup tanpa air yang bersih yang umumnya diproduksi dari hutan dimana hukum rimba tegak didalamnya.

Dengan demikian persepsi kita mengenai hukum rimba kiranya patut diluruskan dari persepsi yang menyatakan hukum rimba adalah hukum yang tidak berkeadilan dimana yang kuat dialah yang menang menjadi hukum rimba adalah hukum yang berkeadilan karena pada dasarnya semua hukum yang berlaku di negeri rimba semata-mata untuk saling melindungi guna sustainabilitas atau kelestarian dari kehidupan di negeri rimba itu sendiri.Hal ini dilihat dari setiap komponen yang ada didalamnya yang hanya bergerak pada tugas yang diberikan masing-masing.Contohnya singa yang mangsa utamanya adalah daging dari hewan pemakan rumput yang bertujuan untuk melindungi rumput dari kepunahan karena meningkatnya populasi hewan pemangsanya,atau dengan kata lain singa berfungsi sebagai penegak hukum yang pengontrol populasi hewan pemakan rumput.

Label:

posted by Ophiq @ 21.34   0 comments
Rabu, 26 November 2008
Makassar Yang Sedang Didandani Menuju Pesta Demokrasi 2009
Oleh:Taufik Mubarak

Kota Makassar dan kota-kota lain di Indonesia saat ini sedang didandan menyambut pesta politik 2009. Gaun dan aksesoris yang digunakan tentu saja aksesoris politik.Sebagaimana orang yang akan ke pesta,gaun dan aksesoris sepertinya tidak cukup tanpa parfum.Parfum disini tentu saja parfum politik yang dari hari ke hari baunya makin tajam.

Kota makassar didandani dengan berbagai macam gaun.Tetapi gaun utama yang mendominasi adalah baliho,stiker,dan poster.Dimana-mana ketiga gaun ini dapat dilihat.Gambar parpol plus calegnya plus jargon-jargon politik adalah hal yang mendominasi isi dari gaun ini,dll.Tempat-tempat umum dan jalan protokaol pun jadi sasaran utama,sehingga terkadang merusak keindahan kota.

Aksesoris sebagai pelengkap,dari hari ke hari makin sering kita liat. Aksesoris yang sering kita liat adalah diskusi-diskusi politik,baik formal maupun informal. Pelaku-pelaku diskusi ini tak memandang status dan kedudukan.Pelakunya mulai wong cilik sampai wong gede. Tempat dan waktunya pun dimana saja dan kapan saja,tergantung situasi dan kondisi.

Parfum yang berbentuk isu baunya dari hari ke hari makin tajam yang menusuk hidung para penghuninya. Isunya macam-macam,tetapi intinya mendeskriditkan atau menguntungkan pihak tertentu.Isu-isu ini akan semakin banyak berkembang karena dibantu oleh media massa,seperti tv,radion,koran,dll.Tetapi saya sarankan kepada para penjual parfum,tolong jangan jual parfum yang memabukkan orang yang menciumnya sehingga akan membuatnya bertindang anarkis.Dan bagi masyarakat,jangan beli Parfum yang memabukkan.

Sekarang,siapakah pelaku utama perias kota ini? Pelaku utamanya tentu saja orang yang akan menjadi penentu kebijakan bagi kota kita tercinta ini.Inti kebijakannya adalah apakah kota ini akan kita buang ke jurang kehancuran atau akan diterbangkan ke udara atau ditinggalkan di landasan saja,Tetapi saya sarankan kota ini terbangkan saja ke angkasa dengan bahan bakar keadilan.
Tamalanrea,27 November 2008



Label:

posted by Ophiq @ 23.07   1 comments
Senin, 24 November 2008
.....Karena Kita Bangsa yang Religius
Oleh:Taufik Mubarak

Indonesia adalah bangsa yang aneh.Begitu kata sebagian orang .Keanehan itu seperti kasus korupsi yang masuk peringkat sepuluh besar dunia bahkan pernah masuk tiga besar,padahal penduduk yang beragama islam sekitar 80 persen.Para pelaku korupsi ini ada yang sudah naik haji bahkan ada yang berpredikat ustadz.Bahkan mungkin ada pelaku korupsi yang membangun mesjid dengan uang hasil korupsinya.keanehan lain seperti adanya pemabuk yang sering shalat,bahkan saya sendiri pernah melihat orang yang shalat di dalam mesjid dalam keadaan mabuk.Di pasar-pasar banyak pedagang yang sudah berpredikat haji sering melakukan kecurangan dalam berdagang Di dunia kampus kita mungkin biasa mendengar ada senior yang katanya dia tidak punya tuhan alias ateis,tetapi cek per cek jika hari jumat di shalat jumat juga atau minimal ketika hari raya dia juga pulang kampong untuk merayakan hari raya agama bersama keluarga.

Fenomena di atas kadang membingunkan kita. Pertanyaan yang sering muncul di benak kita adalah kenapa hal ini bisa terjadi? Dinegara yang sekitar 80 persen muslim kok bisa-bisanya banyak terjadi korupsi dan tindakan nyeleneh lainnya dilain pihak para pelakunya rajin shalat atau mengerjakan ibadah-ritual lainnya.Islam yang nyata-nyata melarang orang untuk berbuat kejahatan ternyata dilanggar oleh penganutnya tetapi dilain pihak pelakunya masih tetap mengerjakan hal lain yang diperintahkan oleh agama yaitu ibadah-ibadah yang sifatnya ritual seperti shalat,puasa,haji,dll.Jadi seakan bangsa ini bermuka dua.Khusus orang yang katanya tidak punya tuhan tetapi ketika hari jumat masih sering shalat jumat,ini disebakan karena terkontaminasinya nilai agama dengan nilai lain yang mungkin didapat ketika masuk kampus karena kita tahu bersama bahwa kampus adalah wilayah yang memungkinkan berbagai nilai dapat berkembang.

Jawaban yang dapat kita peroleh dari pertanyaan mengapa fenomena ini bisa terjadi adalah karena kita bangsa yang religius.tetapi nilai religious itu hanya sebatas ketika mereka beribadah khusus kepada tuhan dan belum diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini mungkin terjadi karena pengentahuan terhadap salah satu dari esensi beribadah kepada allah yaitu melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran, kurang dipahami olah sebagian besar orang termasuk orang yang punya pendidikan. Hal ini wajar saja terjadi karena coba kita bayangkan pendidikan agama islam di sekolah umum mulai dari SD sampai SMA hanya sekitar 2 jam pelajaran per minggu dan materi-materinya pun hanya itu-itu saja. Bahkan di perguruan tinggi hanya satu semester dikuliahkan dengan durasi sekitar 90 menit per minggu. Minimnya waktu yang dialokasikan untuk pendidikan agama menyebabkan ada nilai-nilai agama yang tak tersampaikan ke peserta didik. Salah satunya adalah pemahaman agama yang aplikasinya hanya sampai pada wilayah ibadah ritual.

Sekarang,bagi mahasiswa muslim,pelajaran apa yang dapat kita ambil dari fenomena ini? Setidaknya sebagai mahasiswa yang menurut pandangan sebagian orang adalah kaum terdidik dan berpendidikan,pelajaran yang dapat kita ambil adalah marilah kita mengkaji lebih dalam agama itu secara mendalam,kita pahami dan aplikasikan maksud-maksud yang ingin disampaikan.Hal ini karena sebagai suatu bangsa kita harus punya merek atau karakter. Sekarang karakter yang paling memungkinkan adalah bangsa yang religus dalam artian religious total.Hal ini karena agama islam ini susah dilepaskan oleh bangsa Indonesia secara umum meskipun mereka melakukan berbagai penyimpangan.Ini dilihat dari fenomena yang sudah dipaparkan pada bagian awal dari tulisan ini.Sasaran utama yang ingin kita capai dari pengkajian ini adalah bagaimana memahami agama islam tidak hanya sampai pada ibadah-ibadah ritual tetapi ibadah ritual ini mampu kita implementasikan dalam kehidupan kita dimanapun dan diposisi apapun kita berada.

Tamalanrea, November 2008

Label:

posted by Ophiq @ 22.49   0 comments
Minggu, 23 November 2008
Pahlawanku….!!!!

Oleh: Taufik Mubarak

Ketika aku masih kelas satu SD,menyempatkan waktu dipagi hari untuk melihat poster-poster pahlawan yang terpasang di dinding-dinding kelas adalah kebiasaanku.Kebiasaan ini sering saya lakukan di pagi hari ketika sekolah masih sunyi.Sambil melihat poster-poster pahlawanku,pikiranku pun melanglang buana menghayalkan bagaimana perjuangan yang telah dilakukannya untuk bangsa ini. Dari khayalan itu aku bangga dengan mereka. Puncak dari kebanggaanku adalah “aku ingin seperti mereka”

Karena aku ingin seperti mereka maka imajinasi dalam pikiran culuku mengantar kepada suatu pemikiran bahwa untuk menjadi seperti mereka haruslah menunggu momen Indonesia berperang melawan penjajah dan aku ikut di dalamnya di garda terdepan. Setelah itu yang selalu muncul dalam pikiranku adalah kapan yah Indonesia berperang seperti dahulu kala???.


Seiring dengan berjalannya waktu,pemahamanku terhadap seorang pahlawan tidak hanya sebatas orang yang berperang melawan penjajah dengan kekuatan militer alias perang fisik tetapi pahlawan adalah orang yang berjuang menjaga bangsa dan negaranya dari berbagi macam ancaman baik fisi dan non-fisik.sekaligus melakukan pembangunan . Untuk melakukan hal ini maka diperlukan sinergitas antar para calon-calon pahlawan bangsa ini. Bentuk kepahlawan terkecil adalah minimal tidak merusak bangsa ini baik secara fisik.Jadi peluangku untuk menjadi pahlawan terbuka lebar minimal jadi pahlawan tak dikenang!!!!


Bangsa dan Negara ini membutuhkan banyak penjaga dan pembangun.Karena membutuhkan banyak penjaga dan pembangun maka peluang untuk melahirkan banyak pahlawan-pahlawan baru yang akan dipuja dan dipuji oleh generasi yang akan datang semakin terbuka lebar.Untuk itu bagi kawan-kawan yang ingin seperti saya(menjadi pahlawan),marilah kita menginfakkan diri kita untuk bangsa dan Negara ini baik sebagai penjaga dan pembangun.


Dan bagi teman-teman yang se-aqidah dengan aku(Islam) hal yang harus diingat dan dipahami adalah tujuan kitamenjaga dan membangun bangsa ini adalah bentuk pertanggungjawaban seorang khalifah yang telah diutus oleh Allah di muka bumi ini.Jadi tujuan kita sebagai seorang penjaga dan pembangun bangsa ,bukan untuk mendapat gelar pahlawan dari bangsa dan Negara ini tetapi mendapat gelar pahlawan dari zat yang telah memberikan amanah sebagi khalifah di muka bumi ini yaitu Allah SWT.


Terlepas apakah kita akan mendapat gelar pahlawan dari bangsa dan Negara,hal itu kita serahkan ke sejarah atau biarlah sejarah yang akan menyeleksi dan bercerita kepada anak bangsa apakah kita pahlawan atau pecundang.Untuk mendapat predikat pahlawan dari Allah SWT,maka rambu-rambu yang kita harus ikuti dalam proses pencapaian gelar pahlawan ini adalah rambu-rambu yang telah digariskan oleh Allah SWT yang sumber utamanya adalah Al-Quran dan As-sunnah.


Terakhir,saya akan mengritisi isu kepahlawan yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan media mengenai adanya sebagian kelompok yang mengklaim kelompoknya sebagai pemilik satu-satunya dari seorang pahlawan,sehingga ketika ada kelompok lain yang menganggap bahwa tokoh itu adalah pahlawannya maka mereka akan merasa tersinggung dan menyesalkan anggapan kelompok itu.Hal ini seperti kasus Ketua PP Muhammadiyah yang menyayangkan sikap PKS(partai keadilan sejahtera) yang mengganggap KH Ahmad Dachlan sebagai pahlawannya.Menurut pendapat saya secara pribadi,hal ini tak usalah disesalkan oleh Muhammadiyah karena anggapan PKS yang menganggap KH Ahmad Dachlan sebagai pahlawannya menunjukkan bahwa KH.Achmad Dahlan tidk hanya berjasa kepada


Muhammadiyah tetapi juga kepada orang diluar Muhammadiyah contohnya PKS.Jadi KH. Ahmad Dahlan ini sudah menjadi menjadi pahlawan public karena jasanya dinikmati oleh public secara umum.Dan seandainya kasus ini terjadi ketika aku masih SD dulu maka hati kecilku akan menangis karena beberapa pahlawan yang kukagumi bukan lagi pahlawanku karena sudah ada golongan yang mengklaim sebagai miliknya dan jika hal ini terus berlangsung maka ada generasi yang akan dating tidak memiliki pahlawan.


Tamalanrea, November 2008

Label:

posted by Ophiq @ 22.58   0 comments
Jelajahi Negeri Rimba,Temukan dan Ungkap Sejuta Misteri di Dalamnya
About Me

Name: Ophiq
Home: Makassar, Sulawesi-Selatan, Indonesia
About Me: Sang Rimbaisme
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Jejaring
Powered by